Anomali Iklim dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati Peringkat Teratas Ancaman Global

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Agustus 2021 15:03 WIB
Monitorindonesia.com - Berdasarkan hasil survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2021, hilangnya keanekaragaman hayati dunia dan perubahan iklim menduduki peringkat teratas tantangan global. Dua pokok yang krusial tersebut sangat penting untuk terus disuarakan oleh semua pihak. Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Kemenko Kemaritiman dan Investasi Saleh Nugrahadi, semakin tingginya laju kehilangan keanekaragaman hayati adalah dampak dari spesies maupun subspesies Jenis Asing Invasif (Invasive Alien Species/IAS) yang menjalar ke semua lini. "Penyebaran spesies invasif ini tidak hanya memberikan dampak bagi ekologi lingkungan hidup. Tetapi akan sangat luas, termasuk berdampak juga bagi ekonomi, kesehatan masyarakat, dan politik," kata Saleh Nugraha, di Jakarta, Rabu (11/9/2021). Dia menerangkan, JAI merupakan jenis spesies maupun subspesies yang berada di tingkatan takson yang lebih rendah. Ia sedang di luar tempat penyebaran alaminya, baik pada masa lalu atau masa kini dan mengganggu serta mengancam keanekaragaman hayati. "JAI dapat menyebabkan kerugian besar bagi manusia dan alam. Pemerintah harus menindaklanjuti hal ini dan sebenarnya telah diatur dalam UU No 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Regulasi tersebut juga menjadi dasar dalam mengatur kebijakan JAI yang begitu diperlukan di Indonesia," imbuhnya. Menurut Saleh, masih diperlukan payung hukum atau pedoman yang lebih jelas dan semakin dikembangkan agar semua instansi dan kementerian lembaga terkait serta pelaku lapangan dapat menciptakan sinergi dan menjadikan JAI sebagai hal yang perlu diketahui dengan baik. Ia menuturkan, JAI merupakan isu lintas sektor yang kini semakin mengemuka dan seharusnya mendapatkan perhatian semua pihak, di samping isu perubahan iklim, terutama pada saat pandemi Covid-19 ini. (jay)

Topik:

Darurat Ekologis Program Integrasi Ekosistem Ultra Mikro Kemenko Marves UNESCO anomali iklim ekosistem