Ukraina Minta AS Berikan Jaminan Keamanan Ala Israel

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 17 April 2024 22:32 WIB
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Presiden Ukraina Zelensky (Foto: Parstoday)
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Presiden Ukraina Zelensky (Foto: Parstoday)

Jakarta, MI - Ukrania menginginkan jaminan keamanan dari negara-negara Barat yang mendukungnya seperti perlindungan yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada Israel. 

Dilansir dari laman Russiatoday, pada Rabu (17/4/2024), Kepala staf Presiden Ukrania Vladimir Zelensky, Andrey Yermak, mengatakan bahwa AS harus membela Ukraina seperti yang dilakukan Israel akhir pekan lalu ketika diserang oleh Iran. 

Pemerintah Ukraina saat ini sedang merundingkan serangkaian perjanjian yang dimaksudkan untuk menyegel keberpihakan negara tersebut pada negara yang pro-Barat sampai negara tersebut diberikan keanggotaan penuh NATO.

Para pejabat Kiev mengatakan kesepakatan itu akan menjamin bantuan militer jangka panjang dari AS dan sekutunya, terlepas dari perubahan politik yang mungkin mendorong donor untuk memotong bantuan tersebut. 

“Perjanjian antara AS dan Ukraina harus berjalan tidak lebih buruk dari memorandum Amerika dengan Israel, yang keefektifannya dikonfirmasi oleh tindakan bersama sekutu dalam menangkis serangan massal Iran terhadap Israel,” tulis Yermak di media sosial.

Menanggapi keinginan Ukrania, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Senin (15/4), mengatakan para pejabat Barat telah menegaskan bahwa Kiev tidak seharusnya mengharapkan intervensi seperti yang dilakukan Israel.

“Menempatkan pasukan NATO secara langsung dalam konflik dengan pasukan Rusia, saya pikir itu akan menjadi eskalasi yang berbahaya,” kata David Cameron. 

"Daripada pesawat-pesawat Barat di atas langit mencoba menembak jatuh, Ukraina memerlukan sistem pertahanan udara," tambahnya.

Diketahui, Kiev telah mendesak AS selama berbulan-bulan untuk melanjutkan pemberian bantuan lebih dari $60 miliar, yang diblokir oleh Ketua DPR Mike Johnson.

Beberapa media AS berspekulasi bahwa Johnson mungkin menyerah pada tekanan pro-Kiev dan mengajukan rancangan undang-undang yang disetujui Senat untuk dilakukan pemungutan suara setelah serangan Iran. RUU tersebut mencakup dana untuk Ukraina, Israel dan Taiwan.