Berbagai Respons Dunia atas Kemenangan Donald Trump, Capres AS Pertama Berstatus Terdakwa

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 November 2024 05:56 WIB
Pemandangan patung pasir yang menggambarkan Donald Trump dari Partai Republik setelah ia memenangkan Pemilu Amerika 2024, di pantai Puri, di Negara Bagian Odisha Timur, India, 6 November 2024. (Stringer/Reuters)
Pemandangan patung pasir yang menggambarkan Donald Trump dari Partai Republik setelah ia memenangkan Pemilu Amerika 2024, di pantai Puri, di Negara Bagian Odisha Timur, India, 6 November 2024. (Stringer/Reuters)

Jakarta, MI - Sekitar sembilan tahun, mantan presiden yang juga bisa terpilih lagi menjadi presiden, Donald Trump, telah mengubah Partai Republik di negara yang semakin terpolarisasi secara politik.

Trump keluar sebagai pemenang Pilpres AS 2024 setelah berhasil meraih suara popular terbanyak sekaligus meraup suara elektoral lebih dari ambang batas minimal yang dtetapkan pada Rabu (6/11/2024).

Ia mengalahkan capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang tertinggal dengan 224 suara. Batas electoral vote di AS sendiri adalah 270 suara.

Trump bakal menjadi presiden pertama dengan status terdakwa dalam sejarah Amerika Serikat menyusul kemenangannya di Pilpres AS 2024.

Adapun Trump saat ini menghadapi empat kasus kriminal yang sedang disidangkan. 

Yakni Kasus penyimpanan dokumen rahasia negara: Trump dituduh membawa dokumen-dokumen rahasia pemerintah ke kediamannya di Mar-a-Lago setelah lengser dari Gedung Putih, termasuk menyimpan dokumen sensitif di lokasi yang tidak aman dan menghalangi penyelidikan pemerintah.

Kasus Intervensi Pemilu Georgia: Di negara bagian Georgia, Trump dan beberapa orang lainnya didakwa berusaha mempengaruhi hasil pemilu 2020 di negara bagian tersebut. 

Salah satu bukti kunci adalah rekaman telepon Trump dengan pejabat pemilu Georgia, di mana dia meminta untuk "mencari" suara yang cukup untuk membalikkan kekalahannya di negara bagian tersebut.

Kasus federal terkait campur tangan serangan 6 Januari 2021: Trump diduga kuat menyulut kerusuhan di Gedung Capitol demi membatalkan hasil pilpres yang saat itu dimenangkan Joe Biden.

Kasus penipuan keuangan (New York): Trump dituduh terlibat dalam kasus penipuan bisnis yang mencakup laporan keuangan yang diduga menggelembungkan nilai aset-aset perusahaan Trump Organization untuk mendapatkan keuntungan finansial, seperti pinjaman bank atau keringanan pajak.

Meski banyak kasus yang menyelimutinya, para pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada Trump setelah proyeksi media berita menunjukkan bahwa ia memperoleh kemenangan yang menentukan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2024.

Trump mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat Kamala Harris, menandai kebangkitan politik yang bersejarah bagi mantan presiden dari Partai Republik tersebut setelah empat tahun tidak menjabat.

Pantauan Monitorindonesia.com, pada Kamis dini hari (7/11/2024), banyak pemimpin dunia menggunakan situs web media sosial X untuk mengucapkan selamat kepada Trump, yang pendekatan kebijakan luar negerinya "Amerika yang Utama" dan tidak dapat diprediksi memperumit hubungan dengan banyak sekutu dan musuh Amerika Serikat selama masa jabatan pertamanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah salah satu sekutu Amerika Serikat pertama yang mengirimkan pesan dukungan, memuji kemenangan kembali Trump yang bersejarah, yang katanya menawarkan "komitmen kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang telah menyerukan lebih banyak dukungan Amerika Serikat dan Barat untuk melawan invasi Rusia, berbicara positif tentang apa yang disebutnya sebagai komitmen Trump untuk 'perdamaian melalui kekuatan' dalam masalah-masalah dunia.

"Ini adalah prinsip yang secara praktis dapat membawa perdamaian yang adil di Ukraina lebih dekat. Saya berharap kita akan mewujudkannya bersama-sama," kata Zelenskyy.

Kepala NATO — aliansi militer Barat yang telah lama dikritik oleh Trump karena tidak berbuat cukup banyak untuk menjaga pertahanan Eropa — menyampaikan komentar serupa dalam pesan ucapan selamatnya untuk Trump.

"Kepemimpinannya akan kembali menjadi kunci untuk menjaga Aliansi kita tetap kuat. Saya berharap dapat bekerja sama dengannya lagi untuk memajukan perdamaian melalui kekuatan melalui #NATO," kata Mark Rutte, sekretaris jenderal NATO.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga segera memberikan ucapan selamat, dengan mengatakan bahwa dia "siap bekerja sama seperti yang telah kita lakukan selama empat tahun ... dengan keyakinan Anda dan saya."

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pemerintahnya berdiri "bahu-membahu" dalam membela nilai-nilai bersama berupa kebebasan, demokrasi, dan kewirausahaan.

"Dari pertumbuhan dan keamanan hingga inovasi dan teknologi, saya tahu bahwa hubungan khusus Inggris-AS akan terus berkembang di kedua sisi Atlantik selama bertahun-tahun mendatang," kata Starmer.

Ursula von der Leyen, presiden Komisi Uni Eropa, mengatakan dia "memberi ucapan selamat" kepada Trump dan memuji "kemitraan sejati" antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Selama masa jabatan pertama Trump, ketegangan meletus antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, sebagian karena pemberlakuan tarif oleh Trump atas ekspor Eropa.

Perdana Menteri Hongaria Victor Orban, sekutu konservatif Trump, menyebut kemenangan Trump sebagai "kebangkitan terbesar dalam sejarah politik Amerika Serikat" dan mengatakan itu adalah "kemenangan yang sangat dibutuhkan" bagi dunia.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menikmati kekalahan Harris, dengan mengatakan "Kamala sudah tamat... biarkan dia terus tertawa terbahak-bahak." "Tujuan Operasi Militer Khusus tetap tidak berubah dan akan tercapai," lanjut Medvedev.

Tak hanya itu, para pemimpin Asia juga mulai mengirimkan ucapan selamat.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, "Warga Australia dan Amerika adalah sahabat karib dan sekutu sejati."

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan "ucapan selamat yang paling hangat" kepada Trump, yang disebutnya sebagai sahabatnya.

"Seiring dengan keberhasilan Anda pada masa jabatan sebelumnya, saya berharap dapat meninjau kembali kerja sama kita untuk lebih memperkuat" hubungan Amerika Serikat-India, kata Modi.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa dia berharap dapat bekerja sama erat dengan Trump. "Di bawah kepemimpinan Anda yang kuat, masa depan aliansi Republik Korea-Amerika Serikat dan Amerika akan bersinar lebih terang," jelasnya.

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyampaikan "ucapan selamat yang tulus" kepada Trump, dengan mengatakan bahwa ia berharap untuk "lebih memperkuat Aliansi Jepang-Amerika Serikat dan bekerja sama untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyatakan harapan bahwa "aliansi yang tak tergoyahkan" antara Washington dan Manila, "akan menjadi kekuatan kebaikan yang akan merintis jalan menuju kemakmuran dan persahabatan, di kawasan tersebut, dan di kedua sisi Pasifik."

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan Beijing "akan terus menangani hubungan China-Amerika Serikat berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Sementara itu, sejauh ini Presiden Rusia Vladimir Putin belum memberikan respons.

Bagaimana proses penghitungan suara Pilpres AS?

Biasanya pemungutan suara yang berlangsung pada hari-H akan dihitung terlebih dahulu.

Setelah itu, suara yang diambil sebelum hari-H dan suara via pos akan dihitung kemudian.

Surat suara yang menjadi sengketa, surat suara dari luar negeri, dan surat suara dari anggota militer juga dihitung kemudian.

Pejabat pemilu setempat—bisa ditunjuk atau dipilih—memverifikasi, memproses, dan menghitung suara individu dalam proses yang dikenal sebagai canvassing.

Proses verifikasi surat suara antara lain termasuk membandingkan jumlah yang dicoblos dengan jumlah pemilih aktif; mengeluarkan, membuka, dan memeriksa setiap surat suara apakah ada sobekan, noda, atau kerusakan lainnya; serta mendokumentasikan dan menginvestigasi setiap ketidakkonsistenan.

Penghitungan surat suara melibatkan memasukkan tiap surat suara ke dalam pemindai elektronik yang mentabulasikan hasilnya. Dalam beberapa kasus, diperlukan penghitungan manual atau pemeriksaan ulang.

Setiap negara bagian dan daerah punya aturan ketat dalam menentukan siapa saja yang dapat berpartisipasi dalam canvassing, urutan pemrosesan suara, dan bagian mana yang terbuka untuk umum, termasuk bagaimana para pengamat partisan dapat memantau dan mengintervensi penghitungan suara.

Margin yang ketat akan membuat insan media harus menunggu lebih lama sebelum membuat proyeksi.

Selain itu, margin yang ketat juga bisa berujung penghitungan ulang dan gugatan hukum.

Di Pennsylvania, misalnya, penghitungan ulang di seluruh negara bagian secara otomatis diberlakukan jika ada perbedaan setengah poin persentase antara perolehan suara untuk pemenang dan pihak yang kalah.

Pada tahun 2020, selisihnya hanya sedikit lebih dari 1,1 poin persentase.

Lebih dari seratus gugatan prapemilu diajukan di seluruh negeri, termasuk yang mempertanyakan kelayakan pemilih dan manajemen daftar pemilih oleh Partai Republik.

Putusan pengadilan yang sedang berlangsung dalam kasus-kasus ini telah membentuk pemilihan ini dari hari ke hari.

Skenario lainnya yang dapat menunda hasil termasuk kejadian kekerasan terkait pemilu, terutama di lokasi pemungutan suara, dan hambatan dalam penghitungan suara, seperti meledaknya pipa air di tempat pemrosesan surat suara di Georgia pada tahun 2020.

Apa yang terjadi ketika hasil Pilpres AS digugat?

Setelah setiap suara yang sah dimasukkan ke dalam hasil akhir, dan setelah proses seperti penghitungan ulang selesai, hasil pemilu memperoleh sertifikasi sah—pertama-tama di tingkat yurisdiksi lokal, kemudian di tingkat negara bagian.

Pejabat eksekutif negara bagian, biasanya gubernur, kemudian mengesahkan daftar pemilih yang akan mewakili negara bagian mereka di electoral college.

Para elektor ini bertemu di negara bagian masing-masing pada 17 Desember untuk memberikan suara dan mengirimkannya ke Washington.

Pada 6 Januari, Kongres AS yang baru akan mengadakan pertemuan dalam sesi gabungan untuk menghitung suara elektoral. Wakil presiden yang sedang menjabat akan mengetuai penghitungan ini

Setelah Pilpres 2020, Trump menolak untuk mengakui kekalahan dan menggalang para pendukungnya untuk berbaris di Gedung Kongres AS saat Kongres bertemu untuk mengesahkan kemenangan Biden.

Trump mendesak wakil presidennya, Mike Pence, untuk menolak hasil tersebut—tetapi Pence menolak.

Bahkan setelah kerusuhan berhasil diatasi dan anggota Kongres berkumpul kembali, 147 anggota Kongres dari Partai Republik tidak berhasil membatalkan kekalahan Trump.

Reformasi pemilu sejak itu mempersulit anggota parlemen untuk menolak hasil bersertifikat yang dikirimkan kepada mereka dari masing-masing negara bagian.

Reformasi juga kian memperjelas bahwa wakil presiden tidak memiliki wewenang untuk secara sepihak menolak suara pemilu.

Namun, para pengamat pemilu memprediksi upaya untuk menunda sertifikasi suara 2024 dapat terjadi di tingkat lokal dan negara bagian, dengan beberapa kelompok bersiap-siap untuk menebarkan keraguan atas hasil pemilu.

Trump, pasangannya JD Vance, dan para pemimpin tertinggi Partai Republik di Capitol Hill telah beberapa kali menghindar ketika ditanya apakah mereka akan menerima hasil pemilu jika Trump kalah.

Presiden AS terpilih akan dilantik pada hari Senin, 20 Januari 2025 di halaman kompleks US Capitol.

Ini akan menjadi pelantikan presiden ke-60 dalam sejarah AS.

Dalam acara ini, presiden yang baru akan menyatakan sumpahnya untuk menegakkan Konstitusi sebelum menyampaikan pidato pelantikan.

Topik:

Pilpres AS Capres AS Donald Trump Kamala Harris