Demi Jaga Kestabilan Politik di Parlemen, Prabowo-Gibran Mesti Tarik PKB dan Nasdem

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 25 April 2024 13:45 WIB
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Koalisi Indonesia Maju (KIM) dinilai mesti merangkul satu atau dua partai politik (parpol) untuk menguatkan posisi pemerintahan Prabowo-Gibran di parlemen. 

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, mengatakan meski Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024, tetapi koalisi partai pendukungnya belum menguasai mayoritas kursi di Parlemen hanya mendapatkan 280 kursi sementara koalisi pengusung 01 dan 03 berjumlah 300 kursi.

"Prabowo-Gibran tentu wajib menarik minimal 1 atau 2 partai lagi untuk menjadi koalisi penguasa agar semua agenda politik kedepan bisa dimenangkan di Parlemen," kata Biran sapaan akrabnya kepada Monitorindonesia.com, Kamis (25/4/2024). 

Sebab kata Biran, dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden dan wakil presiden harus tetap mengupayakan kestabilan politik di parlemen agar segala agenda politik pemerintahan, senantiasa mendapatkan back up politik parlemen.

"Nah, karena tidak ada yang dominan dalam kekuatan politik di parlemen, termasuk partai penguasa sekalipun, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, partai penguasa harus menjalin koalisi gemuk di parlemen," ujarnya. 

Untuk itu kata Biran, kubu Prabowo-Gibran mesti merangkul beberapa kekuatan politik partai di luar pengusungnya seperti Nasdem dan PKB yang memiliki riwayat selalu berada di dalam pemerintahan untuk mempertegas kekuatan politik penguasa.

"Hal itu sangat penting dilakukan untuk menjaga kestabilan politik baik di Parlemen maupun di pemerintahan," ucapnya. 

"Salah satu alasan kuat kenapa Prabowo-Gibran harus menawarkan proposal Koalisi kepada Nasdem dan PKB karena kedua partai ini memang punya riwayat selalu bergabung dengan pemerintahan," tambahnya. 

Untuk diketahui terdapat 8 partai yang lolos Parlementary Threshold (4%) pada hasil Pileg 2024 kemarin, yakni PKB 10,61% atau 16.115.655 suara, 68 kursi, Gerindra 13,22% atau 20.071.708 suara, 86 kursi, PDIP 16,72% atau 25.387.278 suara, 109 Kursi, Golkar 15,28% atau 23.208.654 suara, 102 Kursi.

Selanjutnya Nasdem 9,65% atau 14.660.516 suara, 71 Kursi, PKS 8,42% atau 12.781.353 suara, 52 Kursi, PAN 7,23% atau 10.984.003 suara, 48 Kursi, Demokrat 7,43% atau 11.283.160 suara, 44 Kursi. Sementara PPP tidak lolos PT karena hanya memperoleh 3,71% atau 5.596.411 suara, bahkan PSI yang awalnya digadang-gadang bisa tembus Senayan ternyata hanya mengumpulkan suara 2,80% atau 4.215.728.