Koalisi Perubahan Tak Solid, Nasib Anies Ingin Maju Pilgub Jakarta Pupus

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 26 April 2024 14:50 WIB
Bekas Capres nomor urut 1, Anies Baswedan (Foto: MI/Dhanis)
Bekas Capres nomor urut 1, Anies Baswedan (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Pasca ditetapkannya pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sekaligus menjadikannya presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.

Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai koalisi perubahan yang mengusung pasangan calon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tak solid usai mengakui kekalahannya dalam Pilpres 2024.

Pasalnya, Anies digadang-gadang akan kembali dicalonkan dalam Pilgub Jakarta untuk kembali mengerjakan pekerjaan lamanya. Namun, koalisi perubahan dengan tegas menolak pencalonan Anies dalam Pilkada Jakarta. 

"Ini membuktikan rencana koalisi 01 yang melanjutkan upaya menuju Pilkada DKI Jakarta ternyata tak solid," kata Efriza saat berbincang-bincang dengan monitorindonesia.com Jumat (26/4/2024). 

Adapun ketiga partai politik yang mengusung Anies memandang, bahwa level Anies sudah masuk skala nasional sehingga tak mungkin dicalonkan dalam Pilkada serentak 2024.

Kendati begitu, Efriza menilai ada rasa kekecewaan yang teramat besar dari Nasdem, PKS dan PKB. Sebab hasil kinerja Anies selama memimpin Jakarta tak berbuah manis di Pilpres 2024.

"Sisi lainnya, hasil kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak membawa dampak besar sebagai capres hingga dapat terpilih. Ini menunjukkan ada kekecewaan di tiga partai itu terhadap Anies," ujarnya. 

Selain itu, yang membuat ketidaktertarikan partai koalisi perubahan adalah bahwa Anies bukanlah kader partai politik tertentu, sehingga akan menutup pintu dari para kader terbaik pada ketiga partai tersebut untuk maju di Pilkada Jakarta. 

"Selain faktanya juga bahwa Anies bukan dari kader partai tertentu sehingga kans mengajukan calon kadernya malah tertutup, ini juga menjadi pertimbangan partai-partai itu," tukasnya. 

Padahal sebelumnya, Anies memberikan sinyal akan mempertimbangkan tawaran maju di Pilkada Jakarta usai dirinya kalah di Pilpres 2024 kemarin. Sebab menurutnya, ia baru menjabat satu periode kepemimpinan sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

"Saya kemarin di Jakarta menjalankan tugas selama 5 tahun, dan tidak boleh lebih dari 2 periode, artinya baru kerjakan satu periode, bisa melakukan periode kedua," kata Anies dalam perbincangan di tvOne, Kamis (25/4/2024). 

"Ini salah satu pilihan kalau ada panggilan dari masyarakat, yang bisa mengusulkan adalah partai politik dan masyarakat, maka akan dipertimbangkan," tambah Anies.